GrowUrl.com - growing your website

Selasa, 26 Agustus 2008

Anak Susah Konsentrasi (Gangguan Pemusatan Perhatian)

Di jaman sekarang ini, makin banyak penderita autisme, hiperaktive, atau atensi. Sedikit tentang gangguan atensi atau pemusatan perhatian atau konsentrasi akan di bahas dalam tulisan ini. Tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan untuk mengatakan bahwa seseorang (anak) mempunyai gangguan atensi. Hal ini berkaitan dengan managemen dan terapinya. Oleh karena itu kadang diagnosa yand dilakukan tidak cukup hanya sekali pertemuan kadang dibutuhkan berkali-kali pertemuan untuk menentukan diagnosa yang tepat. Di bawah ini adalah observasi yang dapat membantu anda dalam pengamatan apakah putra anda memiliki gangguan pemusatan perhatian atau gangguan atensi. Bila terdapat gejala dibawah ini segeralah berkonsultasi dengan dokter spesialis rehabilitasi medik yang akan bekerja sama dengan dokter THT dan dokter jiwa anak. Semoga membantu Observasi klinik atensi
1. Mudah beralih perhatiannya (karena melihat atau mendengar sesuatu), perhatian beralih minimal 3 kali selama tes karena stimuli lingkungan.
2. Aktivitas tinggi, selalu berlari berkeliling & tidak mampu duduk selama melakukan satu aktivitas; meninggalkan meja 3 kali atau lebih selama tes; mungkin berdiri di atas meja tes, selama tes memerlukan istirahat beberapa kali.
3. Hanya bermain sebentar dengan satu mainan, untuk kemudian beralih ke aktivitas yang baru.
4. Impulsif dalam memegang sesuatu, perlu diingatkan 3 kali atau lebih sebelum menyentuh sesuatu.
5. Menghilang dari aktivitas, sulit untuk ikut aktivitas kembali, perlu respon segera.
6. Tidak dapat beralih fokus dari satu obyek ke obyek lain setelah bermain dalam periode yang lama.
7. Mudah menyerah; bila frustrasi dan perlu dorongan untuk terus melakukan aktivitas.
8. Hanya memilih tugas yang mudah.
9. Kegiatan tak bertujuan, tanpa eksplorasi yang terpusat.
10. Tergantung pada orang dewasa untuk memusatkan perhatian selama aktivitas bermain.
11. Menjadi sangat gembira bila berada di keramaian, misalnya di pasar swalayan atau restoran yang ramai.

PERATURAN MAKAN UNTUK WAKTU MAKAN
1. Tetapkan jadwal waktu makan. Bila anak tidak makan pada waktunya, hindari memberi makan pada jam yang lain. Bertahanlah pada jadwal. Jadwal terdiri dari 3 kali makanan utama dan 2 kali makanan kecil. Jangan diberikan makanan kecil ekstra, meskipun anak belum makan pada salah satu waktu makan. Hal ini akan membuat anak mulai mengerti rasa lapar dan kapan dia makan bila merasa lapar. Bila waktu makan akan tiba, bicarakan mengenai rasa lapar. Setelah makan, bicarakan mengenai rasa kenyang.
2. Jangan khawatir mengenai berapa banyak yang dimakan waktu jam makan. Bila sudah selesai makan, segera bereskan makanan. Bila anak tidak dapat bermain di lantai tanpa pengawasan, cobalah memberikan beberapa gelas ukur, Tupperware dan sendok kayu selama dia ada di kursi tinggi. Saatnya anda menyelesaikan makanan anda sendiri.
3. Mulailah dengan makanan yang dapat dimakan sendiri oleh anak, seperti pisang atau roti tawar.
4. Di samping menggunakan sendok, dimana anak seringkali menolak setelah mengalami muntah, gunakan sesuatu yang lain – seperti sikat gigi Nuk, atau roti batang untuk dicelupkan ke yogurt, puree buah, puding. Yakinlah menggunakan makanan yang dapat memotivasi anak, misalnya roti batang sebagai alat makan. Biarkan bayi anda mencelupkan roti batangnya sementara anda membantu anak yang lain. Selalu perhatikan apakah dia selalu dalam kontrol dengan ‘alat makannya’. Anda dapt mengenalkan sendok kembali setelah roti batang atau sikat gigi Nuk mulai bekerja.
5. Selalu memakan sesuatu dengan anak anda. Hal ini mengenalkan waktu makan dan membuat dia tertarik untuk makan juga. Hati-hati jangan berdiet bila melakukan program ini. Karena anak akan pendapat kesan bahwa anda menghindari makanan untuk menurunkan berat badan dan akan meniru perilaku anda.
6. Semua makanan ada di kursi tinggi atau tempat duduk lain yang sesuai. Jangan makan selama anak mengelilingi rumah atau sedang berada di tempat lain ( misalnya bak mandi atau mobil )
7. Pindahkan piring, makanan, cangkir dll bila mereka melemparnya. Berikan satu peringatan yang jelas ” jangan dilempar”. Bila masih melempar, turunkan anak dari kursi dan hentikan acara makan.
8. Arahkan anak untuk makan sendiri bila memungkinkan. Untuk anak yang kecil yang belum dapat memakai sendok karena mereka belum mampu mengendalikannya.
9. Batasi waktu makan 30 menit. Akhiri makan lebih awal bila anak membuang, melempar atau bermain dengan makanan atau melakukan perilaku disruptif lain. Bila anak tidak makan, ambil makanan setelah 10 atau 15 menit.
10. Pisahkan waktu makan dengan waktu bermain. Jangan memberikan mainan di kursi tinggi atau meja makan. Jangan bermain pada waktu makan. Jangan menggunakan permainan untuk menyuap dan jangan menggunakan makanan untuk bermain.
11. Jangan memuji anak bila dia makan dan mengunyah. Perlakukan acara makan dengan wajar. Tidaklah wajar untuk memuji karena anak makan dan mengunyah.
12. Jangan melakukan permainan dengan makanan ke dalam mulut anak
13. Jagalah ekspresi tidak setuju dan frustrasi bila anak tidak mau makan
14. Berikan makanan padat dahulu baru diikuti cairan. Minum akan mengisi lambung sehingga anak tidak merasa lapar.
15. Rasa lapar akan memotivasi anak untuk makan. Jangan memberikan sesuatu diantara waktu makan, termasuk susu atau jus. Anak akan minum bila haus.
16. Buatlah waktu khusus bermain sebelum atau sesudah makan untuk memberikan perhatian pada anak dengan cara yang positif.
17. Pergunakan waktu makan sebagai waktu untuk berkumpul dengan keluarga. Dalam hal ini perhatian terpusat pada sosialisasi daripada mengkhawatirkan seberapa banyak anak makan. Yakinkan bahwa TV sudah dimatikan.
18. Semua pengasuh harus menjalankan program ini atau program tidak akan berjalan.

Problem Kontrol Motorik pada Anak
1. Seringkali merusakkan – terlihat tidak dapat menilai seberapa keras dan lunaknya mainan untuk ditekan.
2. Melewati rintangan atau menjatuhkan diri
3. Sering jatuh ( pada usia lebih dari 18 bulan )
4. Postur tubuh merosot waktu duduk atau berdiri
5. Menyandarkan kepala pada tangan atau lengan
6. Memilih untuk berbaring daripada duduk atau lebih baik duduk daripada berdiri.
7. Menggenggam obyek tidak kuat ( pensil, gunting atau sendok ) atau menggenggam terlalu kuat.
8. Cepat lelah selama aktivitas fisik
9. Sendi longgar dan lentur, dapat duduk dengan posisi tungkai seperti huruf W
10. Kesulitan memanipulasi obyek-obyek kecil, seperti mengaitkan.
11. Makan dengan cara yang tidak rapi
12. Tidak mempergunakan 2 tangan untuk melakukan pekerjaan yang memerlukan 2 tangan seperti memegang kertas selagi menggambar, memegang gelas selagi menuangkan.

Problem Perencanaan Motorik pada Anak
1. Takut mencoba aktivitas motorik baru ; suka melakukan hal yang sama dan dapat diperkirakan( misalnya aktivitas rutin )
2. Kesulitan membuat perubahan dari satu aktivitas ke aktivitas berikutnya.
3. Harus dipersiapkan beberapa kali sebelum satu perubahan diperkenalkan
4. Tidak dapat merencanakan urutan aktivitas; memerlukan struktur dari orang dewasa.
5. Mudah frustrasi
6. Aktivitasnya sangat terkontrol
7. Kesulitan bermain dengan teman sebaya
8. Agresif dan destruktif dalam bermain
9. Mudah temper tantrum
10. Tidak dapat merangkak sebelum mulai berjalan
11. Kesulitan dalam berpakaian dan merangkai gerak.
Sumber : Kobal Sangaji Spesialis Rehabilitasi Medik RSUD Bunder Gresik

Senam Otak Dapat Meningkatkan Konsentrasi Anak

Liputan6.com, Jakarta: Tampak senang dan gembira. Di bilangan Jakarta Selatan, belum lama ini ada sekelompok anak yang menikmati setiap gerakan senam yang diajarkan. Namun ini bukanlah sembarang senam. Ini adalah senam otak. Tentu saja bukan dengan menggerakkan otak.
Adalah Lely Aromawati Tobing yang mempopulerkan senam ini di Indonesia. Wanita dengan latar belakang pendidikan bisnis ini tertarik mempelajari senam otak di Australia dan Singapura. Ini lantaran kesulitan belajar yang dialami anak keduanya, Marco. Dengan latihan rutin senam otak, kesulitan belajar yang dialami Marco bisa teratasi. Setidaknya, anaknya kini bisa lebih berkonsentrasi dan tenang dalam belajar.
Gerakan senam sederhana itulah yang selalu diterapkan Marco setiap mau belajar. Dan kemampuan ini pun diberikan pada anak-anak yang belajar di Sekolah Twinkle Stars, Cilandak, Jaksel, yang dikelolanya. Senam otak terintegrasi menjadi bagian dari pembelajaran di sekolah. Satu di antaranya dengan gerakan silang. Gerakan ini akan membantu koordinasi kerja otak kanan dan kiri agar lebih seimbang sehingga meningkatkan daya konsentrasi anak.
Di samping itu, Lely menggabungkan dengan latihan motorik kasar dan halus pada anak-anak. Gerakan loncat dan berjalan zig-zag adalah salah satunya. Semua gerakan dilakukan dengan riang gembira dan anak-anak pun menikmatinya.
Sebagai guru, Lely boleh bangga telah menyumbangkan metode pendidikan yang terbukti telah bisa meningkatkan kecerdasan anak muridnya. Memulai dari keluarga sendiri, mengembangkan dan menyumbangkannya ke masyarakat, inilah yang menjadi esensi penting pendidikan dan pengajaran seperti yang dilakukan Lely Tobing.
Disarikan dari : Tim Liputan 6 SCTV

Selasa, 19 Agustus 2008

Jangan Menghadapi Anak yang Marah dengan Kemarahan.

Jangan menghadapi anak yang marah dengan kemarahan.Sering kali kita dibuat pusing dan stress menghadapi anak yang sedang marah, bahkan tidak jarang dari kita yang malah lebih marah dari anak itu sendiri karena tidak tahu tahu harus berbuat apa. Seringkali kita melakukan kesalahan yang akhirnya kita akan menyesalinya. Pengalaman saya pribadi menunjukan bahwa semakin saya keras terhadap anak yang sedang marah semakin anak tidak bisa dikendalikan..... mereka hanya ”takut” (bukan hormat atau segan) dan sifatnya hanya sementara. Mereka malah akan mencotoh kemarahan kita untuk marah yang lebih besar dari marah yang sebelumnya.

Beberapa tips yang dapat digunakan dalam menghadapi anak yang sedang marah sbb :

1. Pada saat sedang anak marah, jangan beri komentar apapun. Jangan menunjukkan emosi apapun. Bersikaplah seolah-olah anda sedang tidak dibutuhkan, kalau perlu sambil bersiul2 atau bernyanyi nyanyi yang syairnya agak lucu2 (alias lagu2 yang diplesetin).2. Jauhkan barang-barang berbahaya didekatnya (gunting, kaca dll), bila memungkinkan, sediakan ruangan yang 'aman' bagi anak untuk melampiaskan amarahnya. 3. Bila ternyata anak setelah sekitar 10 menit ternyata makin meraung-raung, dan mulai memukuli kepalanya sendiri, atau berusaha menyerang, arahkan untuk "pergi ke ruang/tempat yang aman". 4. Nha, biarkan marah-marah sendirian, namun tetap kita awasi untuk menjaga hal-hal yang membahayakan. 5. Kalau sudah reda, datangi dan ajak bicara ada permasalahan apa, marah sama siapa dsb. Gaya kita bertanya hendaknya selembut mungkin. Ini memang susah lho.karena kita 'kan manusia biasa yang bisa setiap saat terbawa emosi juga.6. Jangan lupa untuk selalu memberi perhatian (ajak bicara, bercanda, diskusi hal-hal yang terjadi disekeliling kita dsb) hal in efektid dilakukan pada saat anak sedang 'tidak melakukan apapun'. Jadi, dia tahu dia dapat perhatian dari kita justru kalau lagi 'manis'..

Alhamdulillah, cara seperti ini cukup efektif.Kunci utamanya adalah "hindari kebiasaan yang buruk” dan "berikan sikap yang positif".


Semoga bermanfaat
Multa

Jumat, 08 Agustus 2008

Pola Makan Sehat Untuk Balita

Balita. Seiring dengan pertumbuhan balita Anda, pola makannya pun akan berubah. Mulai banyak jenis makanan yang ia bisa dan suka makan. Tetapi yang ia bisa dan suka makan bukan berarti selalu baik untuknya. Beberapa jenis makanan yang mengandung tepung putih, lemak tinggi, gula, pewarna buatan, bahan kimia, dan lain-lain tidaklah baik untuk dikonsumsi balita Anda sehari-hari. Jadi bagaimana cara mendidik balita Anda untuk mempunyai pola makan yang sehat? Tips-tips di bawah ini dapat membantu Anda.Jadikan rumah Anda sebagai “surga nutrisi” untuknya. Anda mungkin tidak bisa terlalu mengawasi pola makan anak Anda saat ia berada di luar rumah, tetapi Anda bisa mengawasinya saat ia berada di rumah. Dengan menjaga tradisi makanan sehat di rumah Anda, dan memberikannya makanan yag tidak mengandung bahan-bahan yang tidak baik untuknya, balita Anda akan selalu memakan makanan yang bernutrisi tinggi untuk tubuhnya.

Beberapa Tips dalam memberi makan kepada Balita :

1. Berikan mereka makanan sehat yang lezat.
2. Jika Anda mengganti permen dengan potongan wortel, tentu saja balita Anda akan menganggap makanan bernutrisi tinggi dengan rasa tidak enak.
3. Berikanlah mereka makanan yang sehat tetapi lezat, buah-buahan yang menarik, dan sebagainya. Balita yang belum terkontaminasi dengan makanan yang tidak sehat akan lebih menyukai makanan sehat dibandingkan makanan ringan yang berkalori tinggi. Berikan contoh dengan pola makan Anda sendiri. Bahkan anak berusia 2 tahun akan protes jika ada standar ganda di keluarga, dimana ia harus makan yang sehat tetapi Anda memakan makanan yang tidak bernutrisi tinggi.
4. Berikan ia contoh bahwa bukan saja anak kecil yang harus makan sehat tetapi mempunyai pola makan sehat berguna bagi seluruh keluarga.
5. Beritahukan semua yang mengurus balita Anda bahwa Anda ingin mereka makan sehat. Karena bukan cuma Anda yang mengurus balita Anda, Anda harus memberitahu pengasuh mereka, guru mereka di Pre-School, TK, dan sebagainya bahwa mereka harus dibiasakan makan sehat. Ini bukan berarti mereka tidak boleh memakan kue ulang tahun saat teman atau sepupu mereka merayakan ulang tahun, tetapi hanya sebagai indikasi bahwa Anda ingin mereka makan sehat senantiasa dan bukan makan junk food/makanan yang tidak bernutrisi.Buat perjanjian dengan anak Anda. Sering kali penyebab balita Anda memakan makanan yang tidak sehat adalah pengaruh teman sebayanya. Dengan membuat perjanjian dengan anak Anda, supaya mereka menghindari makan makanan junk food/yang tidak bernutrisi saat bermain dengan teman-temannya, akan membantu anak Anda untuk mempunyai pola makan yang sehat.
6. Jangan terlalu ketat. Pada akhirnya, bila Anda selalu memaksanya untuk makan sehat, balita Anda bisa merasa frustrasi karena Anda terlalu keras mendidiknya.
7. Berikan kepadanya kesempatan sekali-sekali untuk memakan makanan junk food, sebagai “hadiah” karena ia sudah berhasil mempunyai pola makan yang sehat. Bamun batasi jumlahnya dan jangan terlalu sering membiarkannya jajan di luar. Dengan ini, rasa ingin tahunya akan terpenuhi tanpa merusak pola makan sehatnya.

Semoga tips diatas bisa bermanfaat.
Sumber :nutrisibalitacerdas.com

Kamis, 07 Agustus 2008

JEFRI AL-BUCHORI: ANAKKU BOLEH SAJA JADI ARTIS

Bagi penceramah tetap Spirit KDI ini, iman merupakan kunci kesuksesan seseorang dalam mengarungi kehidupan. Sekaligus benteng dari pengaruh buruk lingkungan.

PENGALAMAN ADALAH GURU TERBAIK

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah itu dicamkan betul oleh Jefri Al-Buchori (32). Menurutnya, semua pengalaman hidup, baik pengalaman positif maupun yang tak mengenakkan, dapat diambil hikmahnya untuk dijadikan sebagai acuan hidup. Lewat pengalaman buruk, kita dapat mencari jalan agar pengalaman serupa bisa dihindari di kemudian hari. Sementara pengalaman baik akan sangat membantu kita mengasah kualitas diri.

Jefri tak memungkiri jika jalan hidupnya selama ini tidaklah lurus. Sebagai mantan model dan penari, dia sempat mengecap kehidupan malam yang membuatnya terlena masuk ke lembah hitam, termasuk mengonsumsi obat-obat terlarang. Toh, dengan tekad bulat untuk memperbaiki diri, Jefri mampu kembali ke jalan yang benar. "Sungguh, saya sudah tidak tahan menjadi sampah dalam masyarakat. Yang namanya sampah, disimpan di mana pun, di tempat semewah apa pun, kan namanya tetap sampah. Namanya juga sampah, semua orang pasti ingin menjauhinya atau bahkan membuangnya."

Berdasarkan pengalaman itulah, pria kelahiran Jakarta 12 April 1973 ini berusaha keras mendidik anaknya agar kelak tidak menjadi sampah masyarakat. "Caranya sederhana saja kok. Salah satunya adalah dengan mengenalkan mana yang benar dan salah, mana yang baik dan mana yang buruk kepada kedua anaknya, Adiba Khanza Az-Zahra (5) dan Mohammad Abidzar Al-Ghifari (3). Kebaikan, tukas Jefri, umumnya akan membuat orang lain senang. Contohnya, saat si sulung memiliki dua potong kue. Tentu teman atau adiknya akan sangat senang kalau mereka dibagi. Hal yang sama juga berlaku pada mainan. "Makanya, saya langsung memuji jika mereka mau berbagi."

Sebaliknya, keburukan biasanya membuat orang lain kesal. "Bayangkan saja kalau mainan si kakak tiba-tiba direbut atau si adik tiba-tiba memukul kakaknya tanpa alasan. Tanpa pandang bulu saya biasanya langsung menegur jika mereka berbuat agresif. Baik si kakak maupun si adik tetap perlu ditegur."

Selain itu, ustadz yang turut bermain dalam tayangan Kuasa Ilahi dan Adzab Ilahi, juga menekankan pentingnya demokrasi dalam mendidik anak. Menurutnya, kehati-hatian yang berlebihan justru akan membuat kemampuan anak tidak berkembang. "Ya gimana mau berkembang? Mau ini dilarang, mau itu pasti diomeli. Akibatnya, anak serba takut untuk mencoba sesuatu. Lalu kalau sudah begitu, kreativitas mereka tidak bisa lagi diandalkan."

Meski begitu, sikap kelewat bebas juga sama salahnya karena hanya akan membuat anak cenderung binal. Pasalnya, si anak merasa bebas untuk melakukan apa saja tanpa ada rambu-rambu yang memayunginya. Yang terbaik, tegas Jefri, adalah sikap demokratis. Konkretnya, "Selama hal yang dilakukan anak memberi manfaat, ya buat apa dilarang-larang? Kecuali kalau tindakan Adiba dan Abidzar sudah membahayakan atau merugikan dirinya atau orang lain."

Sumber : tabloid-nakita.com

Minggu, 03 Agustus 2008

Anak Berbakat dengan Gangguan Belajar

Keberbakatan dan Gangguan Belajar, merupakan kondisi yang paradoks.

Bakat anak. KEBERBAKATAN bukanlah penyimpangan, tetapi merupakan perkembangan intelektual, sedangkan gangguan belajar (specific learning disabilities) adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan dalam satu atau lebih area inteligensia. Gangguan belajar disebabkan adanya gangguan perkembangan yang mengakibatkan fungsi inteligensia terganggu. Keunikan, kelebihan, dan karakteristik anak semacam ini yang ternyata menyulitkan, berbagai gangguan perkembangan, serta kebutuhan khususnya dalam metode pendidikan, membutuhkan sejumlah besar keilmuan untuk menjelaskan.
Umumnya kita sering terjebak dalam diagnosis autisme (hanya karena mereka terlambat bicara) , sekalipun memang mempunyai gejala mirip autisme. Tidak jarang pula hasil diagnosis tertukar dengan autisme Asperger ataupun autis savant. Autis Asperger ada yang mempunyai IQ tinggi (tetapi tidak mengalami keterlambatan bicara), dan autis savant mempunyai talenta luar biasa (tetapi mengalami gangguan sangat luas dalam area inteligensia, seperti dalam film Rainman yang diperankan Dustin Hoffman).

Bakat Anak. Dalam uji psikologi, anak berbakat dengan gangguan belajar menunjukkan profil inteligensia tidak harmonis, hasil uji akan sangat tinggi dalam performa berupa kemampuan abstraksi dan logika analisis, tetapi tertinggal dalam kemampuan verbal. Kesulitan yang sering mengikuti hingga dewasa adalah gangguan pada memori jangka pendek yang mengatur kemampuan hafalan, terlihat dari nilai hasil uji digit span test yang rendah, 2-3 (normal, 2-9). Para ahli audiologi menyebutnya auditory processing disorder (APD). Artinya bukan telinganya yang terganggu, tetapi proses informasi di otak terganggu sehingga mereka sering tampak seperti anak tuli atau melongo jika diajak bicara dan tidak merespons jika dipanggil. Pada akhirnya berakibat mengalami ketertinggalan perkembangan bicara dan bahasa.
BERBAGAI gangguan perkembangan lain yang biasanya menyertai saat masih balita adalah ketidaksinkronan perkembangan dimana motorik kasar berkembang hebat, tetapi motoriknya halus tertinggal. Kemampuan pencandraan visual berkembang hebat, tetapi mengalami gangguan dalam penerimaan informasi melalui telinga. Ia juga mengalami ketidakteraturan perkembangan sensoris, misalnya sensor raba sangat peka sehingga jijik dengan benda basah dan lembek, sering tidak merespons panggilan tetapi terlalu peka suara bising dan mudah terangsang pada suara.
Ia sangat berani, tetapi juga sangat penakut. Ia mempunyai periode berkonsentrasi intensif, namun juga kadang tampak bagai anak tidak bisa konsentrasi dan hiperaktif sehingga sering terjebak dalam diagnosis anak dengan gangguan konsentrasi atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

Bakat anak. Keberbakatan (giftedness) sesuai dengan definisi Renzulli, yaitu mempunyai kemampuan inteligensia berupa kemampuan logika analisis dan abstraksi tinggi, kreativitas tinggi, serta motivasi dan ketahanan kerja tinggi. Namun, banyak di antara mereka justru sulit berprestasi di sekolah. Hal ini karena ia visual learner, selalu berpikir secara analisis, perfeksionis, dan kadang diikuti rasa percaya diri yang kurang, dan takut gagal sebelum mengerjakan tugas yang sebenarnya bisa dia kerjakan.
Karena sering berada dalam diagnosis autisme atau DHD ditambah karakteristiknya yang khusus itu, mereka sering dianjurkan ke sekolah luar biasa (SLB) karena membawa skor IQ total rendah (akibat ketidakharmonisannya yang kemudian dirata-ratakan), atau dimasukkan ke kelas lambat yang sebenarnya justru keliru karena pada dasarnya mereka adalah pemikir yang sangat cepat.
Apabila ia bisa masuk ke sekolah dasar umum, ia segera dikeluarkan karena guru kewalahan, dianggap mengganggu jalannya pelajaran, dan pihak sekolah tidak mengerti materi serta metode apa yang dapat diberikan kepadanya.

Bakat anak. Pada pelajaran matematika umumnya mereka mendapat angka baik, namun tidak demikian pada pelajaran menghafal yang memang lemah. Dengan demikian, pelajaran PKKn, agama, dan bahasa Indonesia mendapat angka jelek. Padahal nilai pelajaran ini sama sekali tidak boleh merah.
Mereka dianggap sangat emosional, keras kepala, dan sulit diatur. Apalagi diikuti dengan tulisan yang jelek karena memang motorik halusnya lemah, hukuman yang diberikan tidak hanya cukup hukuman fisik seperti disetrap di muka kelas, juga dikenai hukuman psikis, yaitu dimarahi dan akhirnya angkanya disunat.
Padahal, mereka adalah kelompok anak berisiko, dukungan pendidikan yang tidak menunjang hanya akan menyebabkan masalah lebih sulit, yaitu jatuhnya anak ke dalam kondisi frustrasi, depresi, hilang percaya diri, berkembangnya konsep diri negatif, timbul perilaku bermasalah, atau timbul keinginan bunuh diri.

KESULITAN orangtua dalam menghadapi anak seperti ini adalah kebingungan lengkap. Ketidakjelasan informasi yang sepotong-potong dari pihak profesional, seperti dokter dan psikolog, bahkan tidak ada kekompakan untuk mengatakan bagaimana keadaan anak ini. Ditambah pula kebingungan mencari sekolah yang mau menerima. Pihak sekolah pun mengalami kebingungan. Apalagi ilmu learning disabilities belum populer di kalangan guru. Begitu juga karakteristik psikis anak berbakat memang tidak dikenal, terlebih yang mempunyai keistimewaan ganda seperti ini, berbakat tetapi mengalami gangguan belajar.
Dengan begitu metode pengajaran yang beragam dalam kelas juga belum dikenal. Tidak ada informasi formal barang sedikit pun tentang anak seperti ini, baik dari lembaga pengajaran ilmiah maupun lembaga pemerintah. Ironisnya informasi yang didapat sangat simpang siur, melelahkan, membingungkan, tidak tahu siapa yang harus dipercaya.
Dari hasil penelitian para ahli di Belanda pada tahun 1980-an, anak berbakat yang tidak berprestasi adalah setengah dari populasi anak berbakat (2-4 persen dari anak- anak yang lahir). Ketidakmampuan mereka berprestasi disebabkan selain mereka tidak mendapat dukungan perkembangan, juga karena masalah ketidakharmonisan perkembangan.
Agar bisa ditangani dengan baik dan tidak tersasar ke berbagai diagnosis gangguan belaka, maka sejak dini mereka sudah dilacak melalui dokter tumbuh kembang, taman bermain, dan taman kanak- kanak. Sekolah taman kanak-kanak merupakan pusat tumbuh kembang anak yang ditangani oleh dokter sekolah, psikolog, ortopedagog, ahli gerak, ahli wicara, dan berbagai remedial teachers. Tidak terbimbingnya anak ini sejak dini menyebabkan ia hanya tampak bagai anak yang mengalami keterbelakangan mental.

Bakat anak. Apa yang bisa diharapkan untuk mengatasi anak-anak berbakat Indonesia yang tak jelas rimbanya ini adalah kerja sama di antara para ahli (dokter, psikolog, dan pedagog) dalam membuat kesepakatan bagaimana melakukan deteksi dini, tata laksana penanganan, metode, serta materi yang cocok dalam pendidikan. Tidak kalah pentingnya adalah pendirian pusat informasi dan psycho educational assessment.

Sumber : bibilung 16 Juli 2007