GrowUrl.com - growing your website

Kamis, 31 Juli 2008

Cerdas dan Kreatif Berkat Alunan Musik

Anak cerdas. Ternyata musik tidak cuma merupakan materi hiburan yang memanjakan telinga. Alunan suara yang berirama ini bisa dimanfaatkan untuk merangsang janin agar kelak menjadi anak cerdas dan kreatif. Bahkan musik bisa dipakai untuk memutar janin sungsang kembali ke posisi normal. Sumber : Majalah Intisari Dibandingkan dengan kemampuan rata-rata anak seusianya, anak dari Ny. Ir. Catharina (30) jauh lebih baik. Ketika berusia dua bulan, anaknya sudah bisa tertawa terbahak-bahak. Di usia 3,5 bulan, sudah bisa melepas kacamata kakeknya. Bahkan, ketika umurnya menginjak empat bulan, sudah bisa bersalaman. Semua itu bukan tanpa sebab. Ketika hamil, Ny. Catharina ingat cerita orang tuanya bahwa musik klasik karya Wolfgang Amadeus Mozart bisa membuat perkembangan otak belahan kanan janin dalam kandungan menjadi lebih baik sehingga meningkatkan kemampuan afektif si anak. Dari situlah ia lalu berusaha untuk selalu mendengarkan musik klasik. Dalam perjalanan ke kantornya, musik yang buat banyak orang terasa berat itu terus mengalun dari kaset di dalam mobilnya. Baginya mendengarkan musik klasik bukanlah kegiatan aneh apalagi membosankan karena kebetulan ia pencinta musik klasik. Ia justru terhibur di tengah-tengah kemacetan lalu lintas ibukota. Kedua belahan otak harus imbangMendengarkan musik klasik sebenarnya merupakan bagian dari beberapa stimulasi yang biasanya diberikan oleh ibu hamil kepada janin di dalam kandungannya. Demikian kata Prof. Dr. Utami Munandar dalam seminar "Pengaruh Mendengarkan Musik Klasik terhadap Janin dan Kehamilan", di Jakarta, November silam. Menurut guru besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu, stimulasi tersebut meliputi stimulasi fisik-motorik dengan "mengelus-elus" jabang bayi melalui kulit perut sang ibu, stimulasi kognitif dengan berbicara dan bercerita kepada janin, dan stimulasi afektif dengan menyentuh perasaan bayi.

Anak cerdas. Makin sering dan teratur perangsangan diberikan, makin efektif pengaruhnya. Pada janin, musik akan merangsang perkembangan sel-sel otak. Perangsangan ini sangat penting karena masa tumbuh kembang otak yang paling pesat terjadi sejak awal kehamilan hingga bayi berusia tiga tahun. Namun, menurut dr. Jimmy Passat, ahli saraf dari FKUI-RSCM, dan Isye Widodo, S.Psi, koordinator Parent Education Program RSAB Harapan Kita, Jakarta, intervensi ini haruslah seimbang. Orang tua sebaiknya tidak hanya menstimulasi kemampuan otak kiri, tetapi juga otak kanannya. Oleh para pakar, organ pengontrol pikiran, ucapan, dan emosi ini memang dibedakan atas dua belahan, kiri dan kanan, dengan fungsi berbeda. Otak kanan berkaitan dengan perkembangan artistik dan kreatif, perasaan, gaya bahasa, irama musik, imajinasi, lamunan, warna, pengenalan diri dan orang lain, sosialisasi, serta pengembangan kepribadian. Sementara otak kiri merupakan tempat untuk melakukan fungsi akademik seperti baca-tulis-hitung, daya ingat (nama, waktu, dan peristiwa), logika, dan analisis.

Anak cerdas.Oleh karena itu, bila stimulasi dilakukan secara seimbang, diharapkan anak yang dilahirkan kelak tidak cuma memiliki kemampuan akademik yang baik tetapi juga kreatif. Kalau dia pintar matematika, dia juga mampu berbahasa, menulis, dan mengarang dengan baik. Sementara itu bagi ibu hamil, musik - terutama yang klasik - bisa membebaskannya dari stres akibat kehamilan. Ini sangat baik sebab, menurut dr. Suharwan Hadisudarmo Sp.OG. MMR, stres yang tidak dikelola dengan baik, akan berdampak buruk bagi ibu yang bersangkutan dan perkembangan janin di rahimnya. Stres pada wanita hamil akan meningkatkan kadar renin angiotensin, yang memang sudah meningkat pada wanita hamil sehingga akan mengurangi sirkulasi rahim-plasenta-janin. Penurunan sirkulasi ini menyebabkan pasokan nutrisi dan oksigen kepada janin berkurang. Perkembangan janin pun terhambat. Hambatan macam ini bisa dihilangkan atau dikurangi bila si ibu mendengarkan musik klasik, terutama karya Mozart.

Anak cerdas. Memang, tidak setiapibu hamil menyukai musik klasik. Namun, kalau didengarkan secara berulang-ulang hingga hafal, akan terasa letak indahnya musik klasik ini. Keindahan dan ketenangan inilah yang membuat musik klasik itu istimewa. Cukup 30 menit sehariMungkin semua jenis musik, dari yang tradisional hingga modern, bisa pula dimanfaatkan untuk hal yang sama. Namun, hingga saat ini yang sudah diteliti dan menunjukkan hasil positif baru musik klasik, terutama karya Mozart. Jenis musik ini terbukti efektif dalam menstimulasi perkembangan otak belahan kanan dari janin. Menurut Suzuki (1987), seperti dikutip Utami, bila anak dibesarkan dalam suasana musik Mozart sejak dini, jiwa Mozart yang penuh kasih sayang akan tumbuh juga dalam dirinya. Mendengar alunan musik yang tenang, jantung si janin berdenyut dengan tenang pula. Bahkan, setelah dilahirkan mendengarkan musik klasik juga memberi pengaruh baik bagi si bayi. Sekadar contoh, seperti diberikan Utami, seorang bayi berusia tiga bulan, yang sejak lahir sering diputarkan musik klasik, mampu menggerakkan badannya sesuai dengan iramanya. Jika irama makin cepat menuju klimaks, gerakan bayi lebih cepat dan aktif, dan ketika musik berhenti dia menunjukkan ketidaksenangan. Sementara untuk merangsang belahan otak kiri yang bertanggung jawab terhadap kemampuan akademik, tambah Isye, musik dengan syair yang mendidik terbukti memberi pengaruh baik. "Saya menggunakan lagu-lagu anak-anak Indonesia. Itu merupakan eksperimen saya sendiri. Nah, intervensi yang saya gunakan selama ini ternyata ada gunanya. Bayi yang dilahirkan, ketika berusia dua tahun ternyata memiliki kemampuan komunikasi pasif dan aktif seperti anak usia empat tahun. Contoh lainnya, bayi berusia tiga bulan umumnya belum ada tanda-tanda mengeluarkan kata-kata ''a-e-o''. Tapi bayi yang, ketika masih dalam kandungan, mendapat terapi musik sudah bisa mengeluarkan kata-kata itu, kemampuan berbahasanya lebih cepat," ungkapnya. Isye juga menyatakan, lagu anak-anak yang dipilih untuk terapi cukup dua tiga lagu. Musik bersyair itu misalnya lagu anak-anak ciptaan Ibu Sud atau Ibu Kasur. Menurut dia, Pelangi-Pelangi merupakan lagu paling disukai. "Pada akhir lagu itu ''kan ada syair ''... ciptaan Tuhan''. Jadi sejak janin, calon anak ini sudah mengenal kata Tuhan," jelasnya. Stimulasi perkembangan otak janin ini bisa dilakukan sejak usia kehamilan 18 - 20 minggu. Menurut Harold I. Kaplan, Benjamin J. Sadock, dan Jack A. Grebb, pada usia itu janin sudah dapat mendengar. Dia juga sudah bisa bereaksi terhadap suara dengan memberi respons berupa kontraksi otot, pergerakan, dan perubahan denyut jantung. Bahkan, pada usia itu perkembangan mental emosional janin sudah dapat dipengaruhi musik. Mendengarkannya bisa dilakukan di mana saja. Namun, untuk tujuan terapi sebaiknya dilakukan di tempat khusus untuk terapi dan dipandu oleh pakarnya. "Di tempat terapi ini akan tercipta suasana kebersamaan. Dengan kebersamaan itu, mereka bisa bertukar pengalaman dan sebagainya, sehingga saat menghadapi persalinan persiapan mental mereka sudah bagus dan rasa percaya dirinya juga bagus," jelas Isye. Di samping itu ibu hamil dianjurkan pula mendengarkan musik di rumah secara teratur. Dalam melakukan terapi musik, ibu hamil mesti melalui tahapan relaksasi fisik dan mental sebelum memasuki tahapan stimulasi terhadap janin. "Untuk mencapai rileks fisik saya memberikan relaksasi progresif di mana ibu-ibu mengendurkan dan mengencangkan otot-ototnya, mengatur pernapasan dan sebagainya. Setelah secara fisik rileks, baru memasuki relaksasi mental. Dalam relaksasi mental, saya mengucapkan kata-kata yang bersifat sugesti dan menguatkan.

Anak cerdas. Secara fisik mereka rileks, dan saya membawa mereka ke dalam suasana di mana mereka bisa melupakan semua konflik yang mereka rasakan sebelumnya. Mereka hanya berkonsentrasi untuk terapi. Pada saat diberi instruksi-instruksi untuk relaksasi, diperdengarkan alunan musik yang bisa membangkitkan perasaan rileks.

Oleh :sefrizal

Bagaimana Mencetak Anak Cerdas ? .... GAMPANG

Anak cerdas tentu dambaan setiap orang, sebab kecerdasan merupakan modal tak ternilai bagi si anak untuk mengarungi kehidupan di hadapannya. Beruntung kecerdasan yang baik ternyata bukan harga mati, melainkan dapat diupayakan...

Anak cerdas pasti menjadi dambaan setiap orang, hal ini dikarenakan kecerdasan adalah modal yang tak ternilai bagi si anak untuk mengarungi kehidupan nyata di hadapannya. Beruntunglah bahwa kecerdasan yang baik ternyata bukan harga mati, melainkan dapat diupayakan.

Anak cerdas. Dr. Bernard Devlin dari Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburg, AS, memperkirakan faktor genetik cuma memiliki peranan sebesar 48% dalam membentuk IQ anak. Sisanya adalah faktor lingkungan, termasuk ketika si anak masih dalam kandungan. Untuk menjelaskan peran genetika dalam pembentukan IQ anak, seorang pakar lain di bidang genetika dan psikologi dari Universitas Minnesota, juga di AS, bernama Matt McGue, memberikan contoh, pada keluarga kerajaan yang memiliki gen elit, keturunannya belum tentu akan memiliki gen elit. ''Keluarga bangsawan yang memiliki IQ tinggi umumnya hanya sampai generasi kedua atau ketiga. Generasi berikutnya belum diketahui secara pasti, karena mungkin saja hilang, meski dapat muncul kembali pada generasi kedelapan atau berikutnya'', ungkap McGue. ''Orang tua yang memiliki IQ tinggi pun bukan jaminan dapat menghasilkan anak ber-IQ tinggi pula.'' Ini membuktikan genetika bukan satu-satunya faktor penentu tingkat kecerdasan anak.

Anak Cerdas. Faktor lingkungan, dalam banyak hal, justru memberi andil yang besar dalam kecerdasan seorang anak. Yang dimaksud tak lain adalah upaya memberi ''iklim'' tumbuh kembang sebaik mungkin sejak si anak masih dalam kandungan agar kecerdasannya dapat berkembang optimal. Dengan gizi dan perawatan yang baik misalnya, si Polan bisa cerdas. Atau dengan menjaga kesehatan secara baik dan menghindari racun tubuh selagi ibunya mengandung dia, si Putri dapat memiliki intelegensia baik. Begitu pula dengan memberikan kondisi psikologis yang mendukung, angka IQ si Tole lebih tinggi dari teman sebayanya. Gizi, perawatan, dan lingkungan psikologis itulah faktor lingkungan penentu kecerdasan anak. Kisah Helen dan Gladys, sepasang bayi kembar, bisa menjadi salah satu buktinya. Pada usia 18 bulan mereka dirawat secara terpisah. Helen hidup dan dibesarkan dalam satu keluarga bahagia dengan lingkungan yang hidup dan dinamis. Sedangkan Gladys dibesarkan di daerah gersang dalam lingkungan ''miskin'' rangsangan intelektual. Ternyata saat dilakukan pengukuran, Helen memiliki angka IQ 116 dan berhasil meraih gelar sarjana dalam bidang Bahasa Inggris. Sebaliknya Gladys terpaksa putus sekolah lantaran sakit-sakitan dan IQ-nya 7 angka di bawah saudara kembarnya. Gizi dan Perilaku Ibu Dr. Devlin menemukan bukti bahwa keadaan dalam kandungan juga sangat berpengaruh pada pembentukan kecerdasan. ''Ada otak substansial yang tumbuh dalam kandungan'', jelasnya. ''IQ sangat tergantung pada bobot lahir bayi. Anak kembar, rata-rata memiliki IQ 4 - 7 angka di bawah anak lahir tunggal karena umumnya bayi kembar memiliki bobot badan lebih kecil'', tambahnya. Lebih dari 20 tahun terakhir berbagai penelitian juga mengungkapkan korelasi positif antara gizi, terutama pada masa pertumbuhan pesat, dengan perkembangan fungsi otak. Ini berlaku sejak anak masih berbentuk janin dalam rahim ibu. Pada janin terjadi pertumbuhan otak secara proliferatif (jumlah sel bertambah), artinya terjadi pembelahan sel yang sangat pesat. Kalau pada masa itu asupan gizi pada ibunya kurang, asupan gizi pada janin juga kurang. Akibatnya jumlah sel otak menurun, terutama cerebrum dan cerebellum, diikuti dengan penurunan jumlah protein, glikosida, lipid, dan enzim. Fungsi neurotransmiternya pun menjadi tidak normal. Dengan bertambahnya usia janin atau bayi, bertambah pula bobot otak. Ukuran lingkar kepala juga bertambah. Karena itu, untuk mengetahui perkembangan otak janin dan bayi berusia kurang dari setahun dapat dilakukan secara tidak langsung, yakni dengan mengukur lingkar kepala janin. Begitu lahir pun, faktor gizi masih tetap berpengaruh terhadap otak bayi. Jika kekurangan gizi terjadi sebelum usia 8 bulan, tidak cuma jumlah sel yang berkurang, ukuran sel juga mengecil. Saat itu sebenarnya terjadi pertumbuhan hipertropik, yakni pertambahan besar ukuran sel. Penelitian menunjukkan, bayi yang menderita kekurangan kalori protein (KKP) berat memiliki bobot otak 15 - 20% lebih ringan dibandingkan dengan bayi normal. Defisitnya bahkan bisa mencapai 40% bila KKP berlangsung sejak berwujud janin. Karena itu, anak-anak penderita KKP umumnya memiliki nilai IQ rendah. Kemampuan abstraktif, verbal, dan mengingat mereka lebih rendah daripada anak yang mendapatkan gizi baik. Asupan zat besi (Fe) juga diduga erat kaitannya dengan kemampuan intelektual. Untuk membuktikannya, Politt melakukan penelitian terhadap 46 anak berusia 3 - 5 tahun. Hasilnya menunjukkan, anak dengan defisiensi zat besi ternyata memiliki kemampuan mengingat dan memusatkan perhatian lebih rendah. Penelitian Sulzer dkk. juga menunjukkan anak menderita anemia (kurang darah akibat defisiensi zat besi) mempunyai nilai lebih rendah dalam uji IQ dan kemampuan belajar. Maka atas dasar hasil penelitian tadi, kita bisa mengatur makanan anak sejak janin. Ketika anak masih dalam kandungan, si ibu mesti makan untuk kebutuhan berdua dengan gizi yang baik. Perilakunya juga mesti dijaga agar tidak memberi pengaruh buruk terhadap janin. Pasalnya, perilaku ''buruk''ibu hamil, merokok misalnya, ternyata juga menjadikan IQ anak rendah. Penelitian David L. Olds et. al. (1994) dari Departement of Pediatrics, University of Colorado di Denver, AS, menunjukkan bayi-bayi yang lahir dari ibu perokok memiliki faktor potensial ber-IQ rendah, seperti bobot lahir rendah, lingkar kepala lebih kecil, lahir prematur, dan perawatan saat di ICU lebih lama dibandingkan dengan bayi dari ibu tidak merokok selama hamil. Anak dari ibu perokok selama hamil pada usia 12 - 24 bulan memiliki nilai IQ 2,59 angka lebih rendah, pada 36 - 48 bulan memiliki nilai IQ 4,35 angka lebih rendah ketimbang IQ anak dari ibu tidak merokok saat hamil. Menurut David, asap rokok diduga akan mengurangi pasokan oksigen yang sangat diperlukan dalam proses pertumbuhan sistem syaraf janin. Nikotin rokok akan membuat saluran utero-plasental menyempit. Akibatnya, sel-sel otak bayi akan menderita hypoxia atau kekurangan oksigen. Asap rokok juga akan memicu terjadinya proses carboxy hemoglobin, yaitu sel-sel darah yang semestinya mengikat oksigen malah mengikat CO dari asap rokok. Selain itu, asap rokok juga mengandung sekitar 2.000 - 4.000 senyawa kimia beracun yang secara langsung mengganggu dan merusak berbagai proses tumbuh kembang sel-sel dan sistem syaraf. Merokok selama hamil juga berpengaruh pada kekurangan zat gizi yang diperlukan dalam proses tumbuh kembang sel otak. Misalnya, kebutuhan zat besi akan meningkat karena harus memenuhi keperluan pembentukan sel-sel darah yang banyak mengalami kerusakan. Hal ini akan mengurangi kemampuan dan persediaan zat gizi lainnya, seperti vit. B-12 dan C, asam folat, seng (Zn), dan asam amino. Zat-zat gizi tsb. dilaporkan sangat diperlukan dalam proses tumbuh kembang sel-sel otak janin. Jika terjadi kekurangan zat-zat gizi esensial, proses tumbuh kembang otak tidak optimal, sehingga nilai IQ pun menjadi lebih rendah. Setelah lahir, asupan gizi bagi bayi juga harus dijaga tetap baik. Idealnya, anak mendapatkan ASI secara eksklusif sampai usia 4 - 6 bulan. Jenis makanan, selain ASI, untuk bayi dan anak balita sebaiknya dibuat dari bahan makanan pokok (nasi, roti, kentang, dll.), lauk pauk, bebuahan, air minum, dan susu sebagai sumber protein dan energi. Jangan lupa, bahan makanan harus diolah sesuai tahap perkembangan dari lumat, lembek, selanjutnya padat. Secara keseluruhan asupan makanan sehari harus mengandung 10 - 15% kalori dari protein, 20 - 35 % dari lemak, dan 40 - 60% dari karbohidrat. Menu seimbang diberikan sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Sejak awal balita, jika memungkinkan, anak diberi susu sebanyak 500 ml. Namun, jika ASI cukup, susu pengganti tidak perlu diberikan hingga usia dua tahun. Perhatian juga mesti diberikan terhadap jadwal pemberian makanan. Makan besar tiga kali (sarapan, makan siang, dan malam), makan selingan (makan kecil) dua kali yang diberikan di antara dua waktu makan besar, air minum diberikan setelah makan dan ketika anak merasa haus, serta susu diberikan dua kali, yakni pagi dan menjelang tidur malam. Untuk mengetahui kecukupan gizi pada anak ada dua cara yang bisa digunakan. Pertama cara subjektif, yakni mengamati respon anak terhadap pemberian makanan. Makanan dinilai cukup jika anak tampak puas, tidur nyenyak, aktifitas baik, lincah, dan gembira. Anak cukup gizi biasanya tidak pucat, tidak lembek, dan tidak ada tanda-tanda gangguan kesehatan. Cara kedua adalah dengan pemantauan pertumbuhan secara berkala. Cara ini dilakukan dengan mengukur bobot dan tinggi anak, dilengkapi dengan mengukur lingkar kepala pada anak sampai usia 3 tahun. Hasil pengukuran dibandingkan dengan data baku untuk anak sebaya. Jika ditemukan tanda-tanda kurang sehat, seperti pucat atau rambut tipis dan kemerahan, anak perlu diperiksa secara medis. Ada baiknya juga dilakukan pemeriksaan psikologis, terutama bila ada kemunduran prestasi belajar. Tempat Tinggal dan Cerita Selain faktor gizi dan perawatan, apa yang dilihat, didengar, dan dipelajari anak, sejak dalam kandungan sampai usia lima tahun, sangat menentukan intelegensia dasar untuk masa dewasanya kelak. Setelah usianya melewati lima tahun, secara potensial IQ-nya telah tetap. Dengan begitu, masa itulah merupakan kesempatan emas bagi kita untuk memacu tingkat kecerdasan anak. Menurut Jean Piaget, psikolog dari Swis, semakin banyak hal baru yang dilihat dan didengar, si anak akan semakin ingin melihat dan mendengar segala sesuatu yang ada dan terjadi di lingkungannya. Karenanya disarankan agar orang tua memperkaya lingkungan tempat tinggal (kamar tidur atau kamar bermain) bayi dengan warna dan bunyi-bunyian yang merangsang. Umpamanya, gambar-gambar binatang atau bunga, musik, kicauan burung, dsb. Semuanya mesti tidak menimbulkan ketakutan dan kegaduhan pada anak. Para pakar juga yakin lingkungan verbal bagi anak juga tak kalah pentingnya. Bahasa yang didengarkan anak bisa meningkatkan atau menghambat kemampuan dasar berpikirnya. Penelitian hal ini dilakukan psikolog Rusia. Ia membayar para ibu keluarga miskin untuk membacakan cerita dengan suara keras untuk bayi mereka masing-masing selama 15 - 20 menit setiap hari. Menjelang berusia 1,5 tahun, bayi menjalani pengukuran. Hasilnya, bayi-bayi itu memiliki kemampuan berbahasa yang lebih baik ketimbang bayi-bayi seusianya di daerah yang sama. Penelitian lain dilakukan di sebuah sekolah perawat di New York, AS, terhadap dua kelompok anak usia tiga tahun. Masing-masing anak diperlakukan secara berbeda. Kelompok pertama diberi pelajaran berbahasa selama 15 menit setiap hari. Kelompok kedua diberi perhatian khusus juga selama 15 menit tanpa pelajaran bahasa. Setelah 4 bulan ternyata kelompok pertama mendapatkan kenaikan intelegensia rata-rata sebesar 14 angka. Sedangkan kelompok kedua kenaikan rata-ratanya cuma 2 angka. Nah, untuk mendapatkan anak cerdas ternyata gampang. Cuma dengan memberi makanan sehat, perawatan baik, dan lingkungan psikologis yang mendukung sejak dalam kandung hingga usia lima tahun, besar kemungkinan harapan kita akan tercapai.

Sumber : Khamid Wijaya/dr. Audrey Luize/M. Harli/Masitoh

Minggu, 20 Juli 2008

Perkembangan kecerdasan Anak Anda

Perkembangan kecerdasan Anak Anda ada di tangan Anda Sendiri

Siapakah yang paling bertanggung jawab terhadap kecerdasan anaknya ? Apakah sekolah, guru, lingkungan atau pemerintah ?

Perlu kita pahami bahwa yang paling bertanggung jawab terhadap kecerdasan anak Anda adalah Anda sendiri sebagai orang tua. Mengapa demikian ? Berikut beberapa alasannya :

Orang tua adalah "sekolah" pertama bagi kehidupan anak. Dari orang tuanya anak mendapatkan semua materi pelajaran kehidupan ini, untuk yang pertama kalinya, aktifitas sehari-hari seperti bertutur kata, cara makan, beribadah, cara melakukan perkejaan rumah sampai ritual untuk berangkat ke kantor semuanya di pelajari anak dari tingkah laku Anda sebagai orang tua.

Orang tua adalah yang paling mengetahui anaknya. Karena itulah, ia adalah orang yang paling mengerti bagaimana memaksimalkan pengembangan kecerdasannya
Anak menghabiskan sebagian besar waktu bersama orang tua. Karena itu, apa yang didapatkan anak dari orang tuanya akan menentukan bagaimana perkembangan kecerdasannya.

Masa anak adalah masa keemasan bagi perkembangan kecerdasan. Sehingga perlakukan orang tua, sangat menentukan bagaimana tingkat kecerdasannya kelak

Orang tua adalah pemegang amanah atas anak dari Tuhan. Karena itulah, ia menjadi pihak yang paling bertanggung jawab atas anaknya, termasuk dalam masalah pengembangan kecerdasannya.

Melihat begitu besarnya peran orang tua bagi perkembangan kecerdasan anak dan pendidikan anak, maka sudah selayaknya setiap orang tua memperhatikan masalah ini dengan lebih serius .

Disadur dari: http://www.AnakJenius.com

Mengembangkan Bakat atau Eksploitasi Ekonomi Anak?

Hati- hati. Terutama sebagai orang tua ... harus berhati-hati dalam menangani bakat anak, salah-salah justru malah kita bisa dianggap mengeksploitasi anak demi alasan ekonomi.

Bakat Anak. Saat ini pemain sinetron dan penyanyi cilik semakin marak saja. Dan semakin laris manis saja ditambah lagi dengan acara-acara di televisi seperti Mamamia, Indonesian Idol, Idola Cilik dan lain sebagainya, makin memberikan inspirasi kepada orang tua agar anaknya juga dapat berprestasi seperti mereka. Kesuksesan pemain-pemain cilik ini menjanjikan pundi-pundi rupiah dari jutaan hingga milyaran rupiah. Bayangkan saja uang dengan mudah didapat dari rekaman, iklan dan juga pentas. Dan umunya yang menjadi manajer ibu atau ayahnya sendiri.

Apakah ini mengembangkan bakat yang terpendam atau eksploitasi ekonomi anak ?

Bakat Anak. Beberapa artis cilik yang kini telah populer seperti Dea Ananda, Agnes Monica, Joshua dan Leony. Dan kedua orang tua mereka semuanya menjadi manajernya. Menurut orang tua mereka, ia tidak mengeksploitasi anaknya. Anaknya ingin menjadi penyanyi karena kemauannya sendiri.

Bakat Anak. Sebut saja Agnes Monica yang kini sudah artis remaja yang termahal bayarannya. Agnes memulai karirnya dari menyanyi dan presenter. Dan dunia sinetron kemudian membuat Agnes semakin terkenal. Tak heran kalau mobil jaguar pun kini nongkrong di garasi rumahny

Bakat Anak. Terlepas dari semua itu, para orang tua artis cilik menyangkal kalau mereka mengeksploitasi anak mereka. Namun yang perlu dipahami oleh orang tua, mereka harus juga harus menghormati hak-hak anak dalam hal kebebasan waktu, sekolah dan belajar. Mereka harus pandai-pandai mengatur jawdwal dan tidak memaksakan kehendak terhadap anak demi alasan ekonomi semata.

Hidup anak INDONESIA !!!

Kamis, 17 Juli 2008

Tips Memandikan Bayi

Air dingin dituangkan ke dalam bak mandi, tambahkan air panas secukupnya hingga suhu mencapai kurang lebih 40 derajat Celsius untuk bayi berumur sampai 2 bulan, secara berangsur angsur turunkan suhu sampai 27 derajat Celsius untuk bayi di atas 2 bulan. Isilah bak mandi dengan air setinggi kira-kira 7,5 cm dari dasar bak.

1. Bersihkan terlebih dahulu kedua matanya dengan kapas yang telah direndam air matang.
2. Bersihkan mata bayi dari ujung mata ke arah hidung, Gunakan kapas yang berbeda untuk masing-masing mata.
3. Bersihkan lubang hidung si kecil secara perlahan-lahan dengan cotton buds yang terlebih dahulu telah dicelupkan ke dalam air bersih.
4. Ganti kapas untuk masing-masing lubang hidung. Hati-hati, jangan sampai memasukkan cotton buds terlalu dalam.
5. Bersihkan daun telinga si kecil dengan cotton buds yang telah diberi baby oil. Jangan masukkan cotton buds ke dalam lubang telinga, bersihkan bagian luar telinganya saja.
6. Sebelum membersihkan tubuhnya, bukalah baju bayi secara bertahap. Mula-mula bukalah baju bagian atas, baru kemudian popok atau celana bayi.
7. Bersihkan alat kelamin dan pantat bayi dengan kapas bulat yang sudah dibasahi air. Bersihkan setiap lipatannya.
8. Kemudian mulailah menyabuni rambutnya serta seluruh badan bayi, terutama lipatan-lipatan kaki, paha, tangan serta lehernya dengan menggunakan sabun bayi.
9. Ukur kembali suhu air dalam bak mandi. Kemudian selipkan tangan kiri Anda ke bawah tengkuk si kecil, lalu pegang erat-erat ketiaknya. Sanggahlah tengkuk si kecil dengan pergelangan tangan Ibu, lalu pegang tubuhnya dengan tangan kanan Ibu.
10. Angkatlah si kecil dan masukkan ke dalam bak mandi. Sementara tangan kiri Anda menyangga kepala dan memegangi ketiaknya, tubuhnya sebagian terendam dalam air. Gunakan tangan kanan Ibu untuk membersihkan sabun di telinga, leher, dan seluruh badannya. Biarkan si kecil bermain dalam air selama sekitar 2-5 menit. Bila si kecil sudah cukup besar, berikan mainan kapal-kapalan atau bebek-bebekan agar acara mandi semakin menyenangkan.
11. Untuk membersihkan bagian belakang tubuhnya, balikkan badan si kecil perlahan-lahan, kemudian sanggah badannya dengan tangan kiri Anda dan pegang erat-erat ketiaknya. Lalu dengan tangan kanan, bersihkanlah punggungnya.
12. Setelah acara mandi selesai, angkatlah tubuh si kecil dari dalam air, lalu bungkuslah tubuhnya dengan handuk. Sambil mengajaknya bercengkrama, keringkan tubuh bayi dengan cara menekan-nekankan handuk bayi ke tubuhnya.
13. Setelah tubuhnya kering, taburkan bedak bayi di dada, perut dan punggungnya, agar tubuhnya wangi dan segar. Perhatikan setiap lipatan dan lekukan khususnya di daerah kemaluaannya. Usapkan lipatan pada kemaluan si kecil dengan baby oil.
14. Terakhir, pakaikan popok dan baju bayi, lalu sisirlah rambutnya dengan sisir khusus untuk rambut bayi.

Bila cuaca mengijinkan, ajakan si kecil jalan-jalan atau berjemur di bawah sinar matahari pagi.

Sumber: Buklet Milna "Cara yang baik merawat si kecil

Mengintip Bakat Anak dari Gaya Belajar

Bakat anak bisa terlihat dari kebiasaan dalam belajar.

Gaya Belajar Kecerdasan Linguistik :
1. mengarang puisi, membuat rangkuman pelajaran, membuat tulisan kisah-kisah sejarah
2. suka bercerita panjang lebar dan berkisah
3. menyukai permainan kata-kata
4. suka membaca buku
5. banyak bicara
6. cepat menangkap pelajaran yang disampaikan lewat penuturan

Gaya Belajar Kecerdasan Matematis Logis :
1. Menyukai pelajaran yang berhubungan dengan hitunga-menghitung
2. Mudah memahami cara kerja computer
3. Suka memikirkan hal dan kejadian yang berkaitan sebab akibat
4. Pandai bermain catur, halma dan berbagai permainan strategis lain
5. Menjabarkan segala sesuatu secara logis
6. Cepat memahami pelajaran IPA dan matematika
7. Suka bereksperimen terhadap apa yang ingin diketahui

Gaya Belajar Kecerdasan Spesial :
1. Menonjol dalam bidang seni
2. Mampu menggambarkan secara visual segala sesuatu
3. Mudah membaca peta, grafik dan diagram
4. Menggambar sosok orang atau benda sesuai aslinya
5. Senang melihat film, slide atau foto
6. Menyukai teka teki jigzaw, maze dan puzzle
7. Asyik dengan permainan konstruksi 3 dimensi seperti lego
8. Terbiasa mencoret-coret kertas jika jenuh
9. Lebih mudah membaca gambar daripada kata

Gaya Belajar Kecerdasan Kinestetis-jasmani :
1. Kompetitif dalam bidang olahraga
2. Suka menggerak-gerakkan anggota badan di luar sadar
3. Sangat ingin menyentuh benda yang sedang dipelajari
4. Menikmati gerakan atletik atau sekedar menontonnya
5. Lebih mampu dalam bidang kerajinan tangan motorik halus
6. Suka menirukan gerakan dan kebiasaan orang
7. Gemar membongkar dan menyusun kembali benda-benda

Gaya Belajar Kecerdasan Musikal :
1. Mudah mengikuti melodi lagu
2. Menyukai pelajaran musik dan menyanyi
3. Menyukai belajar dengan iringan musik
4. Suka menyanyi baik untuk diperdengarkan atau tidak
5. Mudah mengikuti irama musik
6. Peka terhadap beragam suara, irama dan nada
7. Cepat merespon berbagai jenis musik

Gaya Belajar Kecerdasan Intrapersonal :
1. Pandai menyenangkan hati teman
2. Mudah beradaptasi dengan lingkungan dan orang baru
3. Suka bersosialisasi dengan lingkungan sekolah dan rumahnya
4. Menyukai kegiatan dan permainan yang bersifat kelompok
5. Pandai memahami dan berempati pada perasaan teman
6. Mampu bersikap netral di tengah pertikaian antar teman
7. Kemampuan mengkoordinir dan memimpin teman-temannya yang cukup menonjol

Gaya Belajar Kecerdasan Alami:
1. Peka terhadap benda-benda alam
2. Suka terhadap binatang piaraan
3. Suka berkebun, berada di dekat kebun atau menikmati gambarnya
4. Menikmati system atau siklus kehidupan
5. Mengoleksi gambar, foto yang berkaitan dengan benda-benda alam
6. Suka mengumpulkan dan membawa pulang daun, batang, ranting, rumput atau bunga
7. Suka bermain-main dan berkreasi dengan bahan-bahan